Friday, December 5, 2014

Review Jurnal “Decision Making in Young People at Familial Risk of Depression”

Pembukaan

            Berkurangnya ketertarikan dan kesenangan (Anhedonia) merupakan salah satu gejala terbesar dalam depresi yang sudah parah dan secara umum dijadikan representasi abnormalitas di mekanisme reward pada manusia. Walau gejala anhedonia mulai hilang seiring membaiknya depresi, tersugestikan bahwa mekanisme neurobiologis yang menyebabkan anhedonia dapat menyebabkan depresi endophenotype yang muncul pada perubahan perilaku dan neural di luar periode depresi yang parah. Orang – orang muda yang tidak memiliki sejarah depresi tetapi memiliki ancaman terturunkan dari keluarga juga memiliki proses neural reward yang bermasalah, lebih tepatnya pada orbitofrontal cortex dan anterior cingulate cortex. Area – area ini diketahui mempunyai peran dalam pembelajaran yang berhubungan dengan system perilaku reward.
Penelitian pada pasien dewasa yang memiliki depresi menunjukkan gangguan dalam pemilihan keputusan yang berhubungan dengan reward. Hal ini juga ditemukan dalam anak – anak muda berusiakan 10-11 tahun. Dari penelitian yang dilakukan hasinl yang didapatkan konsisten dengan penelitian yang dilakukan menggunakan Cambridge Gambling Task (CGT). Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan  perbedaan pemilihan keputusan pada Orang – orang muda yang memiliki ancaman depresi dari keturunan dengan control group yang tidak memiliki ancaman tersebut.



Pembahasan

            Dalam penelitian yang dilakukan, digunakan 63 orang muda yang berusiakan antara 16 sampai 20 tahun dengan rata – rata umur kurang lebiih 18.9 tahun dan berisikan 39 wanita dan 24 pria. Para partisipan tidak memiliki gejala depresi tetapi mempunyai orang tua yang memiliki sejarag depresi (FH+). Partisipan dalam penelitian di tes menggunakan SCID-I untuk memastikan tidak adanya sejarah depresi personal, dan depresi yang ada pada orang tua dipastikan oleh partisipan tentang sejarah kesehatan orang tua. Sejarah ini  dipastikan dengan beberapa kriteria tertentu yang menunjukkan gejala- gejala depresi yang parah pada seseorang dan juga obat – obat apa saja yang digunakan oleh individu tersebut. Kemudian dipastikan kembali dengan konfirmasi sang orang tua tentang sejarah kesehatan mereka.
            Penelitian dilakukan menggunakan CGT yang menilai perilaku pengambilan keputusan dan pengambilan resiko pada individu. Para partisipan dilihatkan 10 kotak merah dan biru di atas layar. Dengan variasi perbandingan antar merah dengan biru 9:1, 8:2, 7:3, 6:4, 5:5, dan sebaliknya dalam urutan acak. Mereka diberitahukan bahwa di dalam salah satu kotak tersebut ada token berwarna kuning dan diminta untuk memilih warna apa yang menurut mereka akan berisikan token tersebut dengan menekan tombol MERAH atau BIRU. Kemudian mereka diminta untuk mempertaruhkan poin yang mereka miliki, dari total poin 100, untuk pilihan tersebut. Ini menunjukkan seberapa besar keyakinan para individu terhadap jawaban mereka dan seberapa besar tekad mereka dalam mempertaruhkan poin yang mereka miliki untuk mendapatkan reward yang lebih besar dari yang dipertaruhkan.
           



Dari hasil yang didapatkan, tidak ada perbedaan suasana hati dan kegelisahaan pada partisipan. Ada perbedaan dalam IQ partisipan yang digunakan sebagai kovariat. Tidak ada perbedaan signifikan dalam pelaksanaan CGT antara control group dengan grup FH+. Pada pengambilan resiko terdapatkan perbedaan besar, dimana partisipan FH+ mengambil resiko lebih sedikit dibandingkan dengan control group. Perbedaan ini ditunjukkan dalam poin yang dipertaruhkan grup FH+ lebih sedikit dibandingkan dengan control group . Yang berartikan grup FH+ lebih sedikiti mengambil resiko dibandingkan dengan control group.



Pendapat

            Penelitian tentang pengambilan resiko dalam partisipan yang memiliki orang tua bersejarahkan mempunyai depresi ini menarik. Dari hasil yang di dapatkan, walau mereka sendiri tidak memiliki depresi, grup FH+ berkecenderungan mengambil resiko yang lebih kecil dibandingkan control group.
Dari data yang didapat, berkemungkinan bahwa keturunan dari orang tua yang mempunyai sejarah depresi memang berpengaruh dalam proses pengambilan resiko pada kehidupan para individu tersebut. Metode yang digunakan pun cukup menarik. CGT dapat digunakan untuk penelitian pengambilan resiko tetapi dalam pelaksanaannya tidak hanya itu saja yang dapat disimpulkan dari data yang didapatkan dalam penelitian ini.



Kesimpulan

            Dalam penelitian tentang resiko  keturunan dari orang tua yang mempunyai sejarah depresi ini berfokuskan terhadap orang – orang yang muda. Digunakan dua grup yaitu grup FH+ yang mempunyai orang tua dengan sejarah depresi dan control group yang tidak mempunyai sejarah tersebut.
Penelitian dilakukan menggunakan CGT yang berfokuskan terhadap pengambilan resiko. Pengambilan resiko ini diukur dengan menggunakan 10 kotak berwarna merah dan biru yang salah satunya berisikan token berwarna kuning. Partisipan diminta untuk memilih warna yang menurut mereka memiliki token tersebut di dalamnya dan kemudian mempertaruhkan poin yang dimiliki untuk berkesempatan mendapatkan reward yang lebih besar.
            Hasil dari penelitian menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam pengambilan resiko antara dua grup tersebut. Dimana grup FH+ mengambil lebih sedikit resiko dibandingkan dengan control group. Hal ini memberikan gambaran efek dari resiko depresi dari keturunan, seperti dari orang tua yang memiliki sejarah depresi.



Daftar Pustaka


Z. N. Mannie, C. Williams, M. Browning and P. J. Cowen. Decision making in young people at familial risk of depression . Psychological Medicine, available on CJO2014. doi:10.1017/S0033291714001482.

0 comments:

Post a Comment