Pembukaan
Berkurangnya
ketertarikan dan kesenangan (Anhedonia)
merupakan salah satu gejala terbesar dalam depresi yang sudah parah dan secara
umum dijadikan representasi abnormalitas di mekanisme reward pada manusia.
Walau gejala anhedonia mulai hilang seiring membaiknya depresi, tersugestikan
bahwa mekanisme neurobiologis yang menyebabkan anhedonia dapat menyebabkan
depresi endophenotype yang muncul
pada perubahan perilaku dan neural di luar periode depresi yang parah. Orang –
orang muda yang tidak memiliki sejarah depresi tetapi memiliki ancaman
terturunkan dari keluarga juga memiliki proses neural reward yang bermasalah,
lebih tepatnya pada orbitofrontal cortex
dan anterior cingulate cortex. Area –
area ini diketahui mempunyai peran dalam pembelajaran yang berhubungan dengan
system perilaku reward.
Penelitian pada
pasien dewasa yang memiliki depresi menunjukkan gangguan dalam pemilihan
keputusan yang berhubungan dengan reward. Hal ini juga ditemukan dalam anak –
anak muda berusiakan 10-11 tahun. Dari penelitian yang dilakukan hasinl yang
didapatkan konsisten dengan penelitian yang dilakukan menggunakan Cambridge Gambling Task (CGT). Tujuan
penelitian ini adalah untuk membandingkan
perbedaan pemilihan keputusan pada Orang – orang muda yang memiliki
ancaman depresi dari keturunan dengan control group yang tidak memiliki ancaman
tersebut.
Pembahasan
Dalam
penelitian yang dilakukan, digunakan 63 orang muda yang berusiakan antara 16
sampai 20 tahun dengan rata – rata umur kurang lebiih 18.9 tahun dan berisikan
39 wanita dan 24 pria. Para partisipan tidak memiliki gejala depresi tetapi mempunyai
orang tua yang memiliki sejarag depresi (FH+). Partisipan dalam penelitian di
tes menggunakan SCID-I untuk memastikan tidak adanya sejarah depresi personal,
dan depresi yang ada pada orang tua dipastikan oleh partisipan tentang sejarah
kesehatan orang tua. Sejarah ini
dipastikan dengan beberapa kriteria tertentu yang menunjukkan gejala-
gejala depresi yang parah pada seseorang dan juga obat – obat apa saja yang
digunakan oleh individu tersebut. Kemudian dipastikan kembali dengan konfirmasi
sang orang tua tentang sejarah kesehatan mereka.
Penelitian
dilakukan menggunakan CGT yang menilai perilaku pengambilan keputusan dan
pengambilan resiko pada individu. Para partisipan dilihatkan 10 kotak merah dan
biru di atas layar. Dengan variasi perbandingan antar merah dengan biru 9:1,
8:2, 7:3, 6:4, 5:5, dan sebaliknya dalam urutan acak. Mereka diberitahukan
bahwa di dalam salah satu kotak tersebut ada token berwarna kuning dan diminta
untuk memilih warna apa yang menurut mereka akan berisikan token tersebut
dengan menekan tombol MERAH atau BIRU. Kemudian mereka diminta untuk
mempertaruhkan poin yang mereka miliki, dari total poin 100, untuk pilihan
tersebut. Ini menunjukkan seberapa besar keyakinan para individu terhadap
jawaban mereka dan seberapa besar tekad mereka dalam mempertaruhkan poin yang
mereka miliki untuk mendapatkan reward yang lebih besar dari yang
dipertaruhkan.
Dari hasil yang
didapatkan, tidak ada perbedaan suasana hati dan kegelisahaan pada partisipan.
Ada perbedaan dalam IQ partisipan yang digunakan sebagai kovariat. Tidak ada
perbedaan signifikan dalam pelaksanaan CGT antara control group dengan grup
FH+. Pada pengambilan resiko terdapatkan perbedaan besar, dimana partisipan FH+
mengambil resiko lebih sedikit dibandingkan dengan control group. Perbedaan ini
ditunjukkan dalam poin yang dipertaruhkan grup FH+ lebih sedikit dibandingkan
dengan control group . Yang berartikan grup FH+ lebih sedikiti mengambil resiko
dibandingkan dengan control group.
Pendapat
Penelitian
tentang pengambilan resiko dalam partisipan yang memiliki orang tua
bersejarahkan mempunyai depresi ini menarik. Dari hasil yang di dapatkan, walau
mereka sendiri tidak memiliki depresi, grup FH+ berkecenderungan mengambil
resiko yang lebih kecil dibandingkan control group.
Dari data yang
didapat, berkemungkinan bahwa keturunan dari orang tua yang mempunyai sejarah
depresi memang berpengaruh dalam proses pengambilan resiko pada kehidupan para
individu tersebut. Metode yang digunakan pun cukup menarik. CGT dapat digunakan
untuk penelitian pengambilan resiko tetapi dalam pelaksanaannya tidak hanya itu
saja yang dapat disimpulkan dari data yang didapatkan dalam penelitian ini.
Kesimpulan
Dalam
penelitian tentang resiko keturunan dari
orang tua yang mempunyai sejarah depresi ini berfokuskan terhadap orang – orang
yang muda. Digunakan dua grup yaitu grup FH+ yang mempunyai orang tua dengan
sejarah depresi dan control group yang tidak mempunyai sejarah tersebut.
Penelitian
dilakukan menggunakan CGT yang berfokuskan terhadap pengambilan resiko.
Pengambilan resiko ini diukur dengan menggunakan 10 kotak berwarna merah dan
biru yang salah satunya berisikan token berwarna kuning. Partisipan diminta
untuk memilih warna yang menurut mereka memiliki token tersebut di dalamnya dan
kemudian mempertaruhkan poin yang dimiliki untuk berkesempatan mendapatkan
reward yang lebih besar.
Hasil dari penelitian menunjukkan
perbedaan yang signifikan dalam pengambilan resiko antara dua grup tersebut.
Dimana grup FH+ mengambil lebih sedikit resiko dibandingkan dengan control
group. Hal ini memberikan gambaran efek dari resiko depresi dari keturunan,
seperti dari orang tua yang memiliki sejarah depresi.
Daftar Pustaka
Z. N. Mannie, C.
Williams, M. Browning and P. J. Cowen. Decision
making in young people at familial risk of depression . Psychological
Medicine, available on CJO2014. doi:10.1017/S0033291714001482.
0 comments:
Post a Comment