Silogisme
Definisi Silogisme
-Silogisme = suatu simpulan dimana dari dua putusan
(premis2) disimpulkan suatu putusan yg baru.
-Prinsip: bila premis benar, maka simpulannya benar.
-Dua macam silogisme: silogisme kategoris dan silogisme hipotetis.
Catatan Untuk Silogisme
Tentukan lebih dulu simpulan. Ciri- ciri nya lewat kata-kata: karena itu, maka dari situ, dll.
Bila kesimpulan sdh dirumuskan, tentukan alasannya. Alasan ini menunjuk pada M (Term Menengah).
Bila S dan P sdh diketahui dalam simpulan, susunlah silogisme yang terdiri daro 3 bagian: simpulan (S-P), Premis minor (yang mengandung S dan M), dan premis mayor (titik tolak penalaran, dimana ada P dan M).
Silogisme Kategoris
Arti: silogisme yang premis dan simpulannya adalah putusan kategoris (pernyataan tanpa syarat).Contoh:
M
– P Perbuatan
jahat
itu
haram. S – M Menghina
itu
adalah
perbuatan
jahat. S – P Maka,
menghina
itu
haram.
à Bila penalaran baik, silogisme memperlihatkan alasan dan dasarnya.
Silogisme kategoris tunggal: mempunyai dua premis, terdiri atas 3 term S, P, M.
Bentuk-bentuk silogisme kategoris tunggal:
(1) M adalah S dalam premis mayor dan P dlm permis minor.
Aturan: premis minor harus sebagai penegasan, sedang premis mayor bersifat umum.
Aturan: premis minor harus sebagai penegasan, sedang premis mayor bersifat umum.
Contoh:
M
– P Setiap
manusia
dapat
mati
(mayor)
S – M Aristoteles
adalah
manusia
(minor)
S – P Jadi, Aristoteles
dapat
mati
(simpulan)
(2) M
jadi P dalam premis
mayor dan
minor.
Aturan: salah satu premis harus negatif. Premis mayor bersifat umum.
Aturan: salah satu premis harus negatif. Premis mayor bersifat umum.
Contoh:
P
– M Lingkaran
adalah
bentuk
bundar
(mayor).
S
– M Segitiga
bukan
bentuk
bundar
(minor)
S
– P Segitiga
bukan
lingkaran
(simpulan)
(3) M
menjadi S dalam premis
mayor dan
minor.
Aturan: premis minor harus berupa penegasan dan simpulannya bersifat partikular.
Aturan: premis minor harus berupa penegasan dan simpulannya bersifat partikular.
Contoh:
M - P Mahasiswa
itu
orang dengan tugas
belajar
(Mayor)
M - S Ada mahasiswa
yang
orang bodoh
(minor)
S - P Jadi, sebagian
orang bodoh
itu
orang dengan tugas
belajar
(Simpulan)
(4) M adalah P dalam premis
mayor dan S dalam premis
minor.
Aturan: premis minor harus berupa penegasan, sedangkan Simpulan bersifat partikular.
Aturan: premis minor harus berupa penegasan, sedangkan Simpulan bersifat partikular.
Contoh:
P – M Influenza itu
penyakit
(mayor)
M - S Semua penyakit
mengganggu
kesehatan
(minor)
S - P Jadi,
sebagian
yang
mengganggu
kesehatan
itu
influenza (simpulan)
Silogisme Kategoris Majemuk: bentuk silogisme yang premis - premisnya sangat lengkap, lebih dari tiga premis
Epicherema: silogisme yang salah satu/kedua premisnya disertai alasan.
Contoh:
Semua arloji
bermutu
adalah
arloji
mahal,
karena
sukar
pembuatannya.
Arloji
Mido
itu
adalah
arloji
baik,
karena
selalu
tepat
dan
awet.
Jadi, arloji
Mido
adalah
arloji
mahal.
Enthymema: silogisme yang dalam penalarannya tidak mengemukakan semua premis secara eksplisit.
Salah satu premis/simpulannya dilampaui, disebut juga silogisme yang disingkat.
Contoh:
Jiwa
manusia
adalah
rohani.
Jadi,
tidak
akan
mati
(versi
singkat).
Versi lengkap:
Yang
rohani
itu
tidak
akan
dapat
mati.
Jiwa manusia
adalah
rohani.
Maka, jiwa manusia
tidak
akan
dapat
mati.
Polisilogisme: deretan silogisme dimana simpulan silogisme yang satu menjadi premis untuk silogisme yang lainnya.
Contoh:
Seseorang
yang
menginginkan
lebih
dari yang
dimiliki,
merasa
tidak puas.
Seseorang
yang
rakus
adalah
seseorg
yang
menginginkan
lebih
dari
yg
dimiliki.
Jadi,
seseorang
yang
rakus
merasa
tidak
puas.
Seseorang yang kikir merasa
tidak
puas.
Budi adalah seseorang yang kikir.
Jadi, Budi merasa tidak puas.
Budi adalah seseorang yang kikir.
Jadi, Budi merasa tidak puas.
Sorites: silogisme yang premisnya lebih dari dua.
Putusan - putusan itu dihubungkan satu sama lain
sedemikian, sehingga predikat dari putusan yang satu jadi subjek putusan berikutnya.
Contoh:
Orang yang tidak mengendalikan
keinginannya,
menginginkan
seribu
satu
barang.
Orang yang menginginkan
seribu
satu
barang,
banyak
sekali
kebutuhannya.
Orang yang
banyak
sekali
kebutuhannya,
tidak
tentram
hatinya.
Jadi
orang yang
tidak
mengendalikan
keinginannya,
tidak
tentram
hatinya.
Hukum Silogisme Kategoris (tentang isi dan luas S dan P)
Silogisme tidak boleh mengandung lebih dari tiga term
(S, M, P). Kurang dari tiga berarti tidak ada silogisme. Lebih dari tiga term
artinya tidak ada perbandingan. Ketiga term
tetap sama artinya. Dalam silogisme S dan P disatukan oleh perbandingan
masing - masing dengan M.
M tidak boleh masuk dalam kesimpulan, karena M berfungsi mengadakan perbandingan dengan term - term.
Term
S dan P dalam simpulan tidak boleh lebih luas dari
premis - premisnya. Jika S dan P dalam premis partikular, maka dlm simpulan tidak boleh
universal.
Bila dilanggar akan terjadi latius hos (menarik simpulan yg terlalu luas).
Contoh:
Semua
lingkaran
bulat.
Semua
lingkaran
itu
gambar.
Maka,
Semua
gambar
itu
bulat.
(Simpulan salah).
Diambil dari: PPT
0 comments:
Post a Comment